Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kesesuaian Islam dan Ilmu Pengetahuan dalam Surat Al-Alaq 1-5

  • Facebook
  • Twitter
  • Google+
Islam merupakan satu-satunya agama di dunia yang sejak kelahirannya mewajibkan setiap individu untuk belajar dengan cara membaca dalam arti mengumpulkan informasi, melihat, mengamati, membandingkan, menyimpulkan, dan menganalisis.


Abuddin Nata dalam bukunya "Studi Islam Komprehenaif" menyebutkan bahwa dalam lima ayat pertama surat al-Alaq terkandung prinsip kesesuaian Islam dengan ilmu pengetahuan.

Kaitannya dengan pendidikan, lima ayat ini berisi penyampaian informasi dan ilmu pengetahuan dari seorang guru kepada muridnya. Dalam lima ayat tersebut terdapat lima komponen pokok pendidikan yaitu:

  1. Komponen proses, yakni dengan membaca dalam arti seluas-luasnya.
  2. Komponen humanisme-teosentris, hal ini dapat dipahami dari kalimat bismirabbika.
  3. Komponen peserta didik, yaitu manusia yang dapat dipahami dari kalimat al-insan.
  4. Komponen sarana, yaitu bil qalam.
  5. Komponen kurikulum, yaitu maa lam yalam, segala sesuatu yang belum diketahui manusia.

Senada dengan uraian Abuddin Nata, Moh. Roqib dalam bukunya "Ilmu Pendidikan Islan" menyebutkan bahwa membaca merupakan aktivitas awal dalam dunia pendidikan. Membaca juga merupakan jendela untuk melihat dan memahami ilmu pengetahuan. Dalam hal ini, al-Quran telah menjadi bukti nilai keutamaan ilmu pengetahuan.

Perintah iqra merupakan embrio dari gerakan pembebasan buta huruf, peningkatan apresiasi terhadap ilmu pengetahuan, dan pengenalan tentang hakikat kebenaran dalam kehidupan umat manusia.

Dan dengan qalam, Allah mengajarkan manusia tentang sesuatu yang belum mereka ketahui, mengeluarkan mereka dari kegelapan dan kebodohan, mengarahkan kepada cahaya ilmu pengetahuan, dan menyadarkan manusia akan nikmat-Nya yang tak ternilai harganya berupa pengetahuan tentang membaca dan menulis yang dengan keduanya dinamika ilmu pengetahuan berjalan secara kontinyu dan menyentuh segala sisi kehidupan umat manusia.